Friday, September 25, 2015

coret coret kecil tentang film EVEREST

Film Everest yang baru saja beredar di bioskopdi nusantara ini di ilhami dari buku Into Thin Air karangan John Krakauer yang mengisahkan tragedi Everest atau Everest Disaster tahun 1996. Walau buku into thin air sendiri dibantah oleh buku The Climb karangan Anatoly Boukreev, pendaki asal Russia yang juga mengalami peristiwa Everest 1996. Lepas dari kedua buku yang bisa dibilang saling bersanggahan, film Everest ini dikemas dengan alur menarik dan cerita yang tidak membosankan dari awal sampai akhir. Saya pemulis pun menikmati detail detail cerita walaupun saya belum pernah membaca buku Into Thin Air dan juga The Climb. Nampaknya sutradara menginginkan film ini netral tidak dari satu sumber saja.

Awal mula dikisahkan dalam subtitle berbahasa indonesia, bahwa Everest hanya bisa didaki oleh pendaki profesional hingga satu ketika satu biro perjalanan pendakian bisa mengkomersilkan pendakian Everest dan berhasil selamat sampai turun kembali kenegaranya. Namun tahun 1996, tahun dimana tragedi Everet terjadi, badai besar yang melanda dan jadi tragedi terburuk Everest di dekade tersebut. 

Dikisahkan dalam film dan akan jadi inti film ini ada 2 tim yang akan jadi cerita film ini yaitu tin dari Robb Hall ( Adventure Consultant ) dan Scot Fischer ( Mountain Madness ) serta tim dari Afrika Selatan dan juga Taiwan. Dikarenakan banyaknya tim pendaki , maka dibuatkan satu kesepakatan untuk pendakian dan apesnya tidak terjadi satu mufakat pun dan kesemuanya akan berada di puncak tanggal 10 mei. Digambarkan dalam film ego antara Doug hansenn ( klien Adventure Consultant ) serta Scott Fischer yang ingin di puncak 10 mei .Rob Hall yang jadi tokoh penengah pun takkuasa menahan ego kliennya dan terpaksa mengikutinya. Jadilah satu pertarungan ego antara kedua belah pihak.

Banyak adegan adegan yang bisa jadi pelajaran. antara lain saat Rob Hall memungut sampah di basecamp dimana ini mengajarkan para pendaki untuk teteap menjaga kebersihan gunung. serta yang cukup menguras emosi saat anatoli boukreev mengajak John Kraukaer untuk merescue para pendaki yang terkena badai. tapi dengan enteng dijawab John Krauker sambil membenarkan sleeping bagnya  dan beralasan bahwa dia terkena gangguan penglihatan. Akhirnya Anatoli berangkat sendiri dan dengan heroik mampu menyelamatkan 3 pendaki yang terkena musibah.


Diceritakan pula motivasi para pendaki yang ingin menggapai Everest dan serempak bilang "Because It/s There " .ada juga yang dalam rangka melengkapi 7 puncak dunia. atau untuk memotivasi para siswa di sekolah dikampungnya, ada juga seorang Postman yang sangat terobsesi dan para pendaki lain yang membidik gunung berketinggian 8000an mdpl. 

Banyak sekali pelajaran yang dipetik dari film everest ini,antara lain Ego..ya sekali lagi ego. ego yang berlebihan yang ingin selalu berada di puncak apapun keadaannya. sisi lain juga manajemen pendakian yang baik dan lengkap pun ternyata belum menjamin kesuksesan pendakian seperti dalam film tersebut saat diceritakan ada sherpa yang terlupa menaruh tabung oksigen di puncak selatan atau pun sherpa yang terlupa memasang tali pada jalur pendakian. Jangan dibandingkan film ini dengan film film pendakina lokal seperti 5cm, Rinjani, dll yang akhirnya membuat para abegeh gemes berhotpants serta berhandpone touchscreen china dan juga bermotor matic punya bokapnya jadi termehek mehek asal mendaki dan tidak mengindahkan peraturan keselamatan, kebersihan serta kelestarian gunung tersebut.

It's the attitude not altitude - Scott Fischer

Kamu membayarku, untuk membawamu turun dengan selamat ke bawah – Rob Hall 



Tuesday, September 8, 2015

Melepas Virgin Marathon di Bali Marathon 2015

Taktercapai targetku di 21km pertama  

Sejenak saya lihat Xiaomi Redmi 1s di lenganku, kubuka kuncinya dengan dua kali sentuh, endomondo trackingku menunjukan durasi 02.45 berarti saya telah berlari selama 2 jam 45 menit dan jarak yang kutempuh dari papan petunjuk kilometer pada angka 21. Yup. 2jam45menit untuk 21km, artinya saya tidak bisa memenuhi target 2jam 30menit untuk 21km pertama. Sembari mengambil air mineral di water station kuteguk 2 kali dan kuguyurkan ke kepalaku ini, dingin berasa segar. Kulihat para pelari satu demi satu mendahuluiku. Sembari berjalan dan mengatur nafas, sejenak kuberpikir dan sedikit flashback kebelakang. Saat bendera start dikibarkan, saya menyatu bersama ribuan pelari yang mengambil kategori Full Marathon ini. Start tepat pukul 05pagi saat matahari belum muncul dan hembusan angin yang cukup dingin, KM demi KM dilalui. Dan tiap 2.5km water station siap menanti para pelari tuk penyegaran kembali.

Saat memasuki km5, saya juga sempet ngecek endomondo dan durasi menunjukkan 35menit. Setelah sampai KM 10, matahari mulai malu malu menunjukkan sinarnya. Dari 4 water station awal , saya hanya mengambil air mineral saja dan kuminum pelan pelan sambil kutenteng gelas plastiknya. Saya belum berani ambil pocari sweat karena pengalaman dulu saat lari 5km Samsung series di Jakarta langsung kram perut saat minum ini. Suasana bali mulai terang dan para penduduk local mulai keluar rumah tuk beraktivitas, jalanan telah disterilkan dari kendaraan bermotor . Mulai water station km 12.5 saya berani ambil isotonic, langkah demi langkah masih tetap kujaga , satu persatu pelari mendahuluiku, dan hanya beberapa pelari yang bias saya susul. Saya coba tetap tenang dan pertahankan langkah kaki dan menikmati suasana pagi gianyar. Puluhan anak anak kecil dari berbagai sekolah menyambut kami, menyanyikan lagu dan melakukan toast tangan member semangat. Hati ku senang sekali dan ini seperti sambutan ramah warga bali kepada tamu tamunya. Saat km 17, rombongan solo runner mulai menyusulku, mar santo, mas wawan, mas maryanto, mbak rifa. Sedangkan si fajar sudah di depan dan andhika masih di belakang. Saya pun sempet bareng mereka walo akhirnya saya kepayahan dan tertinggal. Di Km 20 saat turunan tajam, saya bertemu mas lutfi pentolan cibubur runner. Lama takbersua ternyata dia lupa lupa ingat.haha.

Setelah lepas 21Km pertama, saya mulai melonggarkan lariku ini, lebih banyak berjalan. Karena sesuai rencana awal seblum ikut race ini, saya akan paksa 21km pertama dan akan rileks di 21km beikutnya. Sembari mengatur nafas, saya coba tuk berlari. Mendung yang mengelayuti langit bali membuat lari tidak terlalu ngos ngosan. Kurasakan kedua kakiku sudah kena blister, ah biarin. Saya cuekin blister ini. Saat memasuki km25, saya bertemu kembali dengan mas santo, mbak rifa dan mas wawan. Rupanya mas wawan cedera , mulai km ini saya dan mas wawan berduet bareng, berlari ..berjalan..berlari lagi… Mulai km 30 , cuaca berubah, langit gianyar mulai panas. Dan jalanan pun mulai tidak steril. Tapi saya tetap salut pada panitia, karena water station yang melimpah airnya serta pisang dan juga tim medis yang cukup sigap. Saya mulai kedodoran, mas wawan pun pelan pelan mulai meninggalkanku.

Mulai kepayahan

Memasuki km 35, kembali saya memakan Gu gel yang saya bawa setelah sebelumnya di km15 dan km 30 saya mulai charge energy dengan Gu gel. Lagi lagi beberapa pelari mulai menyalibku. Saya coba tetap tenang dan mencoba meningkatkan intensitas berlari daripda berjalan. Mulai km 38, setelah water station dan refreshment pisang, saya semakin intens berlari. Takpeduli blister yang mulai perih dan lutut yang sudah mulai teriak kesakitan. Kacamata KW kupakai tuk sedikit mengurangi paparan sinar di mataku , dan bandana kukenakan. Kupasang lagi manset tuk sedikit mengurangi paparan sinar matahari. Menit demi menit takterasa sudah memasuki Km40. Jalanan gianyar mulai ramai dan makin berkurang sambuta warga local, mungkin karena panasnya cuaca dan juga aktivitas lainnya. Memasuki km41 kulihat mbak rifa berjalan, dan dengan gesturnya dia mempersilahkan saya duluan. Saya tetap berlari karena pengin cepet cepet finish dan istirahat, cuaca panaas gianyar salah satu juga alasannya. Memasuki 200meter menjelang finish, saya bertemu mas wawan, tampak dia pelan lari karena cederanya hingga saya menyusul dan menyentuh garis finish beberapa meter didepan mas wawan.

Alhamdulillah Ya ALLAH..akhirnya pecah juga Virgin marathon ini


Kurasakan mulai sepi garis finish ini, hanya satu applause di tribun yang kubalas dengan tepuk tangan juga, entah karena saya termasuk finish belakangan sehingga sepi di seputaran garis finish haha..Bayanganku saat menyentuh finish, aka nada gadis bali yang menjemput dan menuntunku ke tempat panitia sampai penyerahan medali finisher. Tapi ahh sudahlah, itu hanya khayalan semata haha.  Saya coba sedikit selebrasi sebelum finish dengan melompat lompat pas menyentuh finish line, dengan harapan akan dapat foto finish yang keren dan heroik tapi apa daya ternyata lompatanya kurang tinggi.haha. Salah satu panitia mengarahkan saya tuk segera meninggalkan lokasi finish biar steril dari pelari finisher maupun orang laen, setelah masuk ke ruang panitia, saya diberikan satu medali finisher, satu kaos finisher, satu handuk dan sebotol pocari sweat. Dengan sempoyongan saya berjalan mencari rekan rekan solorunner dan MEPA runner yang telah finish HM duluan. Setelah pendinginan dan meluruskan kaki, kami berkumpul kembali dan mengambil gambar sekedarnya trus kembali ke hotel di kawasan tuban.


Monday, September 7, 2015

Ceritanya mengikuti BII Maybank Bali Marathon 2015

FM alias Full Marathon, adalah salah satu impian para pelari untuk menaklukkannya. Saia yang pemula pelaripun terobsesi juga untu mencobanya. Jarak 42.195km adalah bukan sekedar angka yang haarus ditempuh tapi juga pengorbanan, keringat, emosi dan nyali tuk melewatinya * ceilehhh * . Rasanya akan sangat bangga jika saya bisa finish full marathon, dapat medali, kaos finisher atau bahkan kalungan bunga dari gadis gadis serta applause tepuk tangan para penonton di tribun ketika si Erry ini nyentuh garis finish ( Sorry bro,,imajinasi penulis membayangi pikiran penulis hahaha )

Well..setelah 10km beberapa race, 5 km. bahkan sempet jadi pelari alay di colour run ( itu tu, lari sambil ditepungin warna warni mukanya mpe belepotan ) serta Half marathon sudah kulalui.kurasa waktunya FM ane coba.. pucuk dicinta, ulampun tiba..dimedio Juni 2015..ada registrasi FM di BMBM 2015 tanggal pelaksanaaan 30agustus 2015. takperlu nunggu waktu, ataupun Acc dari si ehm *baca dompet gue haha* akhirnya ane mendaftarkan diri ikut Full Marathon ( lebih tepatnya didaftarkan kawan dengan meminjam kartu kredit BII ) biar lebih murah pendaftarannya *ceritanya begituh *.

Setelah oke pendaftaran, hotel dan akomodasi lainnya, tinggal persiapan untuk FM. Sempet nge-print satu metode latihan dari grup lari paling keceh se Indonesia, tapi program latihan hanya tinggal secarik kertas yang tergeletak di meja. Teori ingin berlatih intensif malah keganggu dengan bobok intensif di pagi hari, mo lari (sambil bribik ) di kampus tiap sore ternyata kalah juga dengan panasnya sinar matahari sore haha.Eit tapi bro, jelek jelek gini ane tetep latihan pagi walo tidak rutin dan minimal 5km, sedang sore tetep latihan juga walo 1 loops, 2 loops dan *paksa* 3 lops UNS. Serta minggu pagi mengelilingi gravel stadion sriwedari walo hanya dalam hitungan jari.

Jumat 28 Agustus 2015. Pagi buta saya nggowes ke kampus, menaruh sepeda disana trus nyambung ke purwosari untuk lanjut ke bali lewat Kereta ekonomi Sri Tanjung. Di stasiun Purwosari telah ditunggu mas Dimas dan mas wawan, dua pentolan solorunners. Kami berempat ( termasuk defy dari MEPA runner ) siap long journey to BMBM 2015. Kereta Sritanjung membelah jalanan Jawatimur hingga finish banyuwangi jam 10an malam. Setelah makan, sholat kami nggembel di ketapang, takberapa lama travel APV dari banyuwangi sukses merebut hati kami untuk menaikinya, dengan tarif 65000IDR ( baca 50.000 tuk travel 15.000 tuk calo ka*pret ) dari banyuwangi nyebrang ke Bali hingga finish di terminal Ubung. Sampai terminal ubung Sabtu 29 agustus 2015 pagi hari WITA..kembali kami nggembel di Alfa***t sebelum si bli tua pemilik angkot setengah memaksa tuk carter angkotnya dan kami pun setengah mengiba akhirnya menyanggupi dengan ongkos 20.000 per kepala tuk antar kami sampai di Tuban kuta tempat hotel kami berada.

Sampai di tuban, disambut cerah ceria dan guyuran air ( abaikan ) oleh dua juragan si Fajar dari MEPA runner dan si yusuf juragan Explore solo. kami numpang mandi dikamar hotelnya sambil menunggu cek in di hotel kami dibuka serta saya dan defy mengambil racepack yang telah kami titipkan ke beliau. Selang beberapa lama kemudian si Andhika datang dari jakarta ( bocah ini adalah finisher sundown marathon, coast to coast FM ). Untuk mengisi waktu senggang seharian, kami mogleng mogleng mencumbui jalanan bali. Si fajar dan yusuf pacaran ntah kemana haha ( sorry bro ), andhika satu motor sendiri, saya dan defy, mas wawan dan dimas. Tujuan kami adalah ke BMBM expo tempat kekinian dimana para pelari menunjukkan existensinya haha.

Setelah bosan ngalor ngidul, foto foto dan tentunya ( lirik lirik SPG SPGnya ), bahkan sampai saya tertidur di satu bangku hihi. Si andhika memutuskan cabut mo cari oleh oleh, sedang kami berempat masih betah sembari menunggu rombongan SOlo runner yang jadi bismania dari solo ke denpasar. Selang taklama, rombongan solo runner ( ryan, rifa, santo, romi ) datang dan nimbrung di BMBM Expo ini sampai rasa lapar memaksa kita pergi dari sini dan KFC nusa dua adalah tujuan kami berikutnya. Setelah menyantap nasi ayam, saya dan defy memutuskan kembali mogleng mogleng, sedang rifa, romy, santo, ryan, dimas, wawan kembali ke hotel. SAya dan defy kembali membelah jalanan bali dan meuju uluwatu, serta pantai suluban melihat para surfer kelas dunia berlatih . Sampai rasa bosan yang kembali mengantar kami membelah jalanan bali tuk menuju tuban hotel kami.

Menjelang surup aka senja, kami telah berkumpul di hotelnya fajar dan memutuskan tuk makan malam. serta balik ke hotel lagi karena ada kawan MEPA 2000 yang akan mengunjungi dan sekedar say hello , takterasa mata ini sudah takkuasa melek karena ngobrol ngalor ngidul hingga saya pamitan tuk kembali ke kamar hotel dan tidur tuk persiapan race besar besok BMBM 2015 Full Marathon

.... Bersambung ....