Thursday, August 2, 2012

NGOS NGOSAN KE PUNCAK MAHAMERU

Pasir Mahameru Sabtu, 14 Juli 2012 06.30 WIB 



Panas matahari mulai menghangatkan bumi ini, dimulai dari sunrise yang begitu indah dengan permadani awan di langit, segera kumatikan lampu senter yang setia melingkar di kepalaku. Air mentah dari sumbermani tinggal setengah botol lagi. Kondisi fisikku mulai kedodoran dan nafas  terengah engah, ini perjalanan ke puncak semeru untuk ketigakalinya, tapi entah kenapa berat kaki ini untuk melangkah.

Aku gaktahu berada di ketinggian berapa sekarang, yang kuingat sudah lebih dari enam jam tiga puluh menit aku berjalan, mempimpin rombongan berangkat dari kalimati. Kulihat bayangan puncak udah kelihatan, dengan melipir sedikit, puncakpun akan kugapai. Kuhempaskan pantat ini di atas batu pasir mahameru, kulihat kebawah, puluhan pendaki masih merangkak berjalan keatas. Sementara 2 sahabat baruku , dua mahasiswi Universitas Andalas sedang beristirahat disampingku. Sedangkan si ade, mahasiswa Unpad, cukup jauh tertinggal di belakang.

07.00

Satu dua orang melintasiku berjalan menggapai mahameru, dengan senyum yang berat dan kata kata penebar semangat terlontar dari bibir bibirnya. Setiap lima langkah, aku merosot dua langkah, lautan pasir ini sungguh menghajar mentalku ditambah serombongan arek arek malang yang turun kembali dan tidak melanjutkan summit attack, “ngeri mas, udahsiang, kawatir asap beracunnya” ucap dia kepadaku saat kucoba kutanya.

Nyaliku makin ciut mendengarnya, kukumpulkan segenap mental di diriku. Aku berdiri, aku tinggalkan rieke dan janu dibelakang, kutaruh botol airmineral itu di atas batu, sembari teriak “aku tunggu dipuncak”. Pelan tapi pasti, kulangkahkan kaki ini, tak peduli kerongkongan kering dan selalu merosot saat pasir itu kuinjak, satu tujuanku..Puncak mahameru

                                                         **********

Kalimati Jumat 13 juli 2012 sehari sebelumnya

Kerir hitam berkover bag kuning yang sempat kudekap erat di pelukanku antara perjalanan cemoro kandang ke jambangan, segera kukasihkan kepada yang empunya. Satu bangunan semi permanen telah terlihat didepan, jalanan landai dan datar dengan ilalang di kanan kirinya. Nun jauh dibelakang, gunung semeru menjulang tinggi kelangit dan sekali kali asap putih membubung tinggi ke udara.

Ya, tempat ini adalah kalimati. Shelter yang akan kami tuju dan kami cumbui malam ini sebelum dini hari nanti menuju ke puncak mahameru. Lega rasanya badan ini, karena bayangan istirahat di tenda udah didepan mata. Hari masih siang sekitar pukul 3 sorean. Satu persatu dari pendaki datang, kalimatipun berubah ramai saat itu.

Enam jam sebelumnya ( ranu kumbolo – oro oro ombo – cemoro kandang – jambangan )


Danau yang tenang itu mulai menampakkan kebiruannya, sinar matahari mengusir kabut tebal ranu kumbolo dan mengusir hawa dingin yang semalam sukses membuat gigiku bergidik. Panaspun menyengat. Satu persatu rombongan kami bergerak, terengah engah di tanjakan cinta, meninggalkan ranu kumbolo, sesekali pandangan kutolehkan ke belakang sambil mengagumi indahnya ranukumbolo. Sekian menit berlalu, oro oro ombo pun sudah menanti. Hamparan sabana gersang dan panas membentang dihadapan kami, oro oro ombo yang sudah tidak hijau lagi, berganti warna kering kecoklatan dan gersang, debu debu beterbangan ketika langkah langkah tegap sepatu menghantam tanah. Dalam hatiku bergumam “kapankah oro oro ombo ini akan hijau segar dan tidak gersang lagi?”


Barisan pohon cemara tertata rapi di depanku, ratusan bahkan mungkin ratusan ribu tertancam dibumi. Meneduhi jalur cemoro kandang, dan memayungi kami dari sinar panas matahari. Setapak semi setapak kami langkahkan kaki, sesekali terhenti dan terhempas di rimbunnya pohon cemara untuk sekedar melepas lelah dan dahaga. Hari semakin panas, kuseka bibirku yang mulai mengering dan terkelupas, hingga akhirnya sampai ke jambangan.

                                                 **************

Mahameru; 07.30

Peluh di dahiku mulai mengucur, gerah mulai terasa tapi aku tetap memakai jaket hyvent ini. Kukumpulkan sisa sisa tenaga, aku tahu, setelah kumelipir jalur diatas, puncak mahameru akan kugapai. Dan benar, akhirnya aku mencapai puncak mahameru menyusul ketiga rekannu yang sudah dipuncak duluan. Aku cari satu tugu triangulasi, kucoba berdiri sebentar lalu kuhampiri kawan kawanku untuk bergabung dengan mereka. Disisi laen, banyak pendaki berdatangan dan mengambil gambar tuk mengabadikan kenangan mereka di mahameru. 

Sekian menit kemudian 3 kawanku menyusul dan mencapai puncak. Dan hari semakin panas, kawatir akan racun yang keluar dari kawah jonggring saloka, kami dan semua rombongan yang mencapai puncak bergerak turun meninggalkan mahameru.

Ini puncak semeru yang ketiga buatku. Akankah kugapai puncak ini di masa yang akan datang?