Showing posts with label rinjani. Show all posts
Showing posts with label rinjani. Show all posts

Tuesday, August 17, 2010

CATATAN PERJALANAN : RINJANI ( 3 )

Lombok, saya datang

Rabu 14 Juli 2010, sekitar pukul 10.00 malam WITA, pesawat mendarat mulus di bandara selaparang. Satu persatu penumpang turun dan mengambil bagasinya. Rasa lapar dan ngantuk serta rasa kesal akibat kejadian kemarin bercampur aduk, saya coba tuk duduk sambil ngobrol dengan pemuda sasak yang sedang menjemput keluarganya. Satu sms datang dari bro yudha tuk memberitahukan bahwa basecampnya ada di selong lombok timur, tepat di belakang gedung BRI deket taman selong. Saya coba liat liat peta, ternyata saya di lombok barat dan harus meluncur ke selong malam itu juga. Kembali sms masuk dari bro yudha, tuk nyaranin naik taksi aja karena di lombok tidak ada angkutan yang beroperasi malam sedangkan kalo ojeg terlalu riskan, hah Taksi,..gila, berapa duitku jebol lagi? Cuma itu yang ada di pikiranku setelah agak trauma dengan taksi kemarin di jakarta. Akhirnya esia gogoku aku coba di lombok tuk menghubungi yudha, “ udah mas, naksi aja mas 150ribu, nyampe sini makan, ngeteh manis, istirahat, besok pagi langsung berangkat.” What.150 ribu..edan,tapi tawaran istirahat, makan, ngeteh manis sangat sayang tuk ditolak, setelah saya mengambil 5 lembar uang di Atm, akhirnya saya mencari taksi. Dan sopir taksi berkata ”220ribu mas, kalo ke selong.” Jawabku “ yang bener lu, 140 berangkat, malas amat bayar segitu,” langsung ngeloyor pergi saya, “ ya udah mas,150K.berangkat” teriak sopir taksi. Akhirnya gue lempar karier ini ke bagasi dan duduk di belakang. Suasana malam yang sepi di lombok dan iringan lagu ST12 mengantarku terlelap di taksi ini.


Setelah hampir 60 menit taksi membelah sepi sunyinya malam kota lombok akhirnya nyampai di selong, deket taman. Kliatanya taman ini tempat anak muda selong tuk kongkow kongkow ataupun memadu kasih. Rasa lapar membelokkan saya dari taksi ke sebuah warung nasi, “ nasi ayam berapa bang?” tanyaku, “20ribu mas.” Jawab abang tukang nasi. ”what!mahal amat lu, ya udah, lele aja.,berapa?” tanyaku dengan nada meninggi. “10ribu” sahut dia “oke, satu bang”. Selesai makan saya pinjem 1 sms ke abang jualan nasi tuk mengabarkan bahwa saya sudah nyampe. Taklama berselang seorang anak muda lombok menjemputku. Dan membawaku ke basecamp. Suasana hangat terasa di basecamp saat sambutan kawan kawan para pendaki rinjani, bro yuda dan anggota LSM GEMA tempat basecamp dimana saya menginap. Segelas teh manis dihidangkan, menambah suasana akrab malam itu, dan setelah itu kamipun terbuai mimpi, malam pertama di lombok gue habiskan dengan tidur lelap setelah penat banget rasanya sesiang tadi di jakarta dengan berbagai cobaan yang ada

Kamis, 15 Juli 2010

Langsung bangun di pagi hari, menunaikan sholat subuh, ngerapiin barang/packing, ngecas batre kamera, nyuci dan minum teh bareng dengan para penghuni dan pendatang basecamp disertai baca koran lokal lombok pagi itu “Radar Mataram”. Makan besar dan akhirnya kami team rinjani pun berangkat dengan iringan doa dan ucapan selamat jalan dari kawan kawan Gema Alam.


Mari sejenak kita kenalan dulu dengan team team pendaki ini :


1. Alfian, yang akrab disapa bang fian, kalo di facebook namanya adalah Fian Pribumi Sasak, dia adalah anggota LSM GEMA, anggota Oasistala, seorang pemuda asli sasak lombok, track record pendakinnya sangat bagus, kerinci, dempo, agung, semua gunung jawa udah pernah di dakinya. Palagi gunung rinjani, udah puluhan kali dia mendakinya, kebanyakan pendatang dari jawa selalu mengajak dia jika akan mendaki rinjani.
2. Imam charut marut, alumnus pecinta alam smu24, serta alumnus STBA LIA yang jago bahasa inggris, hoby mendaki, sepintas saya liat egonya agak tinggi dan dia branded mania alias barang barangnya branded semua.:)
3. Iman, alumnus smu 24 juga berteman dengan imam, masih kuliah di BSI dan juga kerja di hypermart pejaten village, sering mendaki dan dia paling alim diantara rombongan, badan kecil, lebih kecilan dari saya yang udah kerempeng ini.
4. Jamal charut marut, seorang ngapala dan juga pendaki pemula. Konon ini adalah gunung pertema yang dia daki, gile, pertama langsung ke rinjani.
5. Yudha, seorang anak muda mahasiswa mercu buana, dari mereka anak ini yang udah paling aku kenal, dia pernah mendaki bersamaku di semeru, slamet, gedhe, dia juga yang menginspirasiku tuk nekad ke rinjani, anak seorang pegawai kehutanan, berduit dan rencananya akan langsung ke tembora juga dia.
6. Erry (penulis ) karyawan sekolah international, pendaki pemula, dan nekat bolos tuk pendakian ini.
Dan jadilah kami team laki laki berenam yang tidak ada wanita tuk dicumbui dan lebih senang mengauli alam rinjani dan akan menjalani nasib bersama sehidup semati mendaki rinjani.




Usai berfoto keluarga, kami berangkat dengan menaiki angkot bak terbuka berterpal menuju aikmel. Dengan membayar 5 ribu perorang, melajulah angkot ini membelah mataram timur yang panas. Sesampai di Aikmel, kami pindah ke angkot terbuka tanpa terpal, panas cing..membelah lombok timur tuk menuju sembalun lawang, start poin pendakian rinjani. Tepat saat matahari diatas ubun ubun, kami nyampe ke sembalun lawang. Hawa panas dibayar lunas dengan indahnya pemandangan di kanan kiri setelah angkot ini memasuki wilayah sembalun. Ciri khas alam indonesia timur sangat terasa yaitu gersang dan panas karena angin yang datang dari australia bersifat kering dan tidak membawa hujan sehingga hanya sabana/savana yang ada.



Sesampainya di sembalun lawang lanjut tuk Sholat dhuhur, akhirnya team berangkat pukul 01.00. dari sembalun lawang menuju pos 1 hamparan sabana terhampar luas setelah melewati perkampungan dan beberapa perkebunan strawberry. Sekitar pukul 02.30 sampailah tim di Pos 1, satu satunya pos yang tak bernama tepat di tengah tengah sabana. Setelah istirahat sebentar, tim melanjutkan perjalanan menuju pos ke2 Pos Trangengean, 60menit perjalanan akhirnya membawa kita ke pos 2. Tepat dibawah jembatan ada mataair yang bisa diminum langsung sedangkan shelter berada di samping jembatan.

Menuju pos 3, hari mulai gelap, banyak pemandangan yang asyik tuk diabadikan. Apalagi siluet senja diujung sana serta hamparan savana yang luas diselingi satu dua pohon menambah keindahan alam rinjani. Tim kembali meyibak jalan menuju pos 3, pos dimana kita akan mengambangkan tenda untuk bermalam. Sekitar pukul 07.00 sampailah kita di pos 3 atau Pos Padabalong, jadi selama kurang lebih dua setangah jam perjalanan dari pos dua ke pos tiga diselingi ambil nafas, poto poto, merokok dan tentunya banyak minum. 2 tenda digelar langsung di pos ini, masak memasak dan makan, trus terlelap tidur sambil menyumbui sleeping bag adalah kegiatan yang mengisi malam di pos ini. Dan esok pagi perjalanan akan semakin berat karena akan melewati 7 bukit penyesalan. Sebuah bukit yang penuh tanjakan minim bonus apalagi turunan dan merupakan ciri khas dari gunung rinjani.

Sunday, August 8, 2010

CATATAN PERJALANAN : RINJANI ( 2 )

Ekspedisi Rinjaninya eRry Yeachhh..

Bolos oey...

Memasuki bulan Juli, perasaan saya sudah gelisah. Kerja udah gak konsentrasi lagi, pikiran saya sudah melayang ke Rinjani. Selembar tiket udah di tangan, sebuah carier, sleeping bag, tenda, flysheet, matras udah siap di packing dan berserakan di kamarku, dan juga seperangkat kamera, dry bag merah, peta lombok, contekan blog temen, dan juga tripod serta sepasang lafuma expansion.

Tinggal gimana caranya saya dapat kabur tanpa meninggalkan masalah di kantor, mo cuti ? Ijin ? atau pura pura sakit ? akhirnya saya pilih bolos, yah bolos 4 hari..karena jika saya cuti, gak bakalan dikasih karena belum setahun saya gawe disana. Sementara jika nekat mengajukan cuti, bisa dipotong gaji saya yang seimprit ini karena dianggap indisipliner. Akhirnya saya tinggalin tuh kantor. Cuman yang gak bisa saya tinggalin adalah 2 partner kerja saya, maaf ya bro.hiks hiks!

Tanggal 8 Juli, bro Yudha datang ke kostan tuk nuker karier, “Karier gue kurang gede, Mas. Gak muat.” kata Yudha. “Ya udah pake aja,” sahutku. Yudha adalah anak muda mahasiswa MercuBbuana yang akan mendaki Rinjani, dia berangkat tanggal 9 Juli dengan ngeteng kereta trus nyambung bus.

Cobaan pertama

Hari yang ditunggu pun telah tiba, tanggal 14 Juli 2010 setelah kabur dari kantor saya nyerahin sisa kerjaan ke Bro Subhan dan 2 buah atm. “Simpen ja Bro dan jangan diubah pinnya ye”. Akhirnya jam 2.30 gue udah di kost, jam 03.30 berangkatlah gue ke stasiun Pondok Cina. Sial, nunggu kereta sangat lama dan akhirnya kereta KRL ekonomi berangkat jam 04.15, perasaanku udah gak karuan karena saya harus cek in jam 06.45 akhirnya saya putuskan cabut dari KRL. Gak jadi nyambung bus DAMRI bandara lebih memilih taksi, naek taksi MIRA dari Gondangdia, taksi mampir ngisi bensin dulu, macet pula, akhirnya taksi meluncur mulus di jalan tol dalam kota langsung menuju bandara.

Darrrrr...damn, taksi yang membawaku ke bandara mengalami pecah ban di tol, taksi oleng ke kiri, beruntunglah karena tidak ada kendaraan di belakangnya dan juga dalam kecepatan tinggi taksi tidak terbalik. Saya lihat jam udah menunjukkan pukul 06.00 tanpa pikir panjang, saya langsung mengakiri perjalanan dengan taksi sial ini, dan menyetop taksi putih di jalan tol “Bandara, Terminal 1B LION Bang, ngebut”..

Sebelum pindah taksi, sopir taksi sempet memberikan charger ponselku yang ketinggalan. Akhirnya pukul 06.30 nyampe juga saya di terminal B, setengah berlari saya langsung chek in, beuh antri pula, tepat pukul 06.45 check in selesai dengan beban bagasi 16 KG. Hmmm, masih aman tanpa bea tambahan.

Bunda, aku ke rinjani..

Tanpa sempat makan siang atau makan sore, saya langsung naek ke atas terminal menuju pintu A2. Sebelumnya saya coba tuk nelpon orang tuaku di rumah, cari cari di hp dikantong celana tidak ada, di kantong jaket tidak ada pula, di tas kamera nihil..DAMN, ternyata saya kehilangan HP XLku, kucoba tuk tenang, dengan duduk di bangku tempat tunggu, minum sisa air mineral. Kubongkar semua isi tasku, tetep gak ada si Siemens M65 itu, yang tersisa hanya si Esiaku. Akhirnya saya dial 0271 611100. Denting nada tunggu bergantian, terdengar suara lembut yang kukan selalu merindukannya, suara ibunda di ujung telepon.” Assalamualaikum Bu, ni Erry, minta izin mo mendaki Rinjani”, Ibunda “Ya udah hati hati,” saya “ makasih Bunda, pesawat mo berangkat nih”.

Setelah menelepon ortuku, tenang rasanya, kemudian saya telepon bro Yudha yang sudah di Lombok. Tuk memastikan bahwa saya jadi berangkat dan memberitahukan tuk menghubungi ku bukan ke XL. Langsung ketik GOGO spasi MATARAM. Dengan langkah pasti saya masuk ke pesawat Lion Air dan sampai terlelap tidur disana setelah pesawat mengangkasa.

( Bersambung )

Friday, July 30, 2010

CATATAN PERJALANAN : RINJANI ( bagian pertama )

Saya masih teringat kata kata ibuku saat beliau menghadiri resepsi pernikahan temenku yang juga hobby naek gunung, medio 2003 lampau : “ nek erry, ketoke is ra munggah gunung meneh, tapi nek rinjani deweke sing pengin “ yang artinya dalam bahasa indonesia “ kalo erry, udah gaknaek gunung lagi,tapi kalo rinjani dia masih berminat” dan kata kata itulah yang membuat diriku mendaki Rinjani.

Salam sahabat, pa kabar?

Saya erry, seorang pendaki pemula, naek gunung hanya hobi semata, kenapa saya naek gunung “ karena dengan naek gunung lebih mendekatkan diri padaNYA” karena dalam Firman Allh Swt tersebut : “Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia tidak guncang bersama mereka, dan Kami jadikan pula di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”~QS 21:31..

Medio Desember 2009, saya berkenalan dengan kawan kawan baru yang saya temuin di situs jejaring sosial facebook. Dan berlanjut ke sebuah foodcourt di bilangan pasar minggu tuk membahasa sebuah pendakian, pendakian saat itu adalah pendakian ke Mahameru. Saat selesai pembahasan, ada seorang kawan yang bilang : “Mei, kami mau ke Rinjani mas. Mo bareng mas?” dalam hati saya berkata : Rinjani?! mei tahun depan 2010?!...trus ingatan saya melayang pada kata kata ibu saya.

Waktu terus bergulir, seiring pertambahan usia saya yang sudah menginjak kepala 3 dan rinjani adalah impian saya ( baca : obsesi ) saya sejak saya kuliah dan menekuni hobi mendaki gunung ini. Tapi ajakan naek di bulan Mei adalah waktu yang tidak tepat, mengingat bulan tersebut bertepatan dengan bulan bulan sibuk saya sebagai karyawan di salah satu sekolah international di bilangan jakarta selatan karena bertepatan dengan persiapan ujian terakir dan tahun akademis baru.

Gayungpun bersambut, seorang anak muda dari universitas mercu buana jakarta yang bernama yudha yang saya kenal pada pendakian ke semeru akhir desember 2009 dan berlanjut ke pendakian ke Gunung Slamet via Guci pebruari 2010 berniat ke rinjani juga trus nyambung tambora di bulan juli pas liburan semesteran. Dia mengatakan pada saat pendakian ke gunung slamet.”lha kali bulan juli saya bisa mengagendakannya” sahut saya . Dan sayapun juga berani tuk bolos jika tidak mendapatkan cuti demi mendaki gunung yang bernama RINJANI..

Jika anda bisa melakukan perjalanan sekarang, mengapa harus menundanya tuk waktu yang lama atau duit yang cukup?

Akhirnya saya putuskan tuk mendaki rinjani di bulan juli. Tanggal 14 – 20 juli adalah tanggal yang saya pilih dengan “izin” 4 hari kerja ditambah 2 hari libur. Sedangkan pendakian rinjani bisa memakan waktu 4 hari 3 malam, berarti masih ada waktu tuk menjelajahi lombok yang terkenal eksotis ini dan juga menjalin persahabatan dengan temen baru di lombok serta keliling kota mataram dan lombok tuk melihat lebih dekat keanekaragaman masyarakat Indonesia. 

Perjalanan ke lombok bisa ditempuh lewat darat, bisa naek bus dari terminal rawamangun dengan tarif 450.000 dengan 4 kali makan dan bisa mencapai 2 hari perjalanan, atau lebih hemat lagi dengan naek kereta dari jakarta ke surabaya terus nyambung dari surabaya ke mataram kesemuanya tentu saja dengan 2 kali penyeberangan dari banyuwangi ke bali dan dari padang bay bali ke pelabuhan lembar lombok dan memakan waktu lama. 

Sedangkan perjalanan lewat udara lebih cepat dan banyak maskapai penerbangan yang langsung dari Jakarta – Mataram atau Jakarta – Denpasar yang agak lebih murah. Setelah pertimbangan waktu dan tenaga serta efisien saya memilih penerbangan dari jakarta ke mataram langsung dengan memakai maskapai penerbangan berlogo kepala singa. 

Sedangkan untuk persiapan pendakian, disamping jogging 2 kali seminggu saya juga melakukan simulasi dengan mendaki Pangrango via Cibodas dalam lingkup Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bersama 4 begundal MEPA - UNS : Damai, Andhika, Bagus, Juki pada tanggal 25,26,27 Juni 2010. Mereka adalah kawan kawan MEPA - UNS, sebuah organisasi yang mengenalkan saya kepada kepancintaalaman, jadi merasa kangen tuk naik dengan kawan kawan seangkatan dulu. Dan tuk kelengkapan alat, alhamdulillah semua udah cukup. Tinggal berangkatlah saya..BISMILLAH.let’s take a journey, RINJANI Summit Attack...

( bersambung )



Wednesday, June 30, 2010

RINJANI on July

In The Name Of Allah, InsyaALLAH I will visit Rinjani and I will Climb it.