Sunday, August 8, 2010

CATATAN PERJALANAN : RINJANI ( 2 )

Ekspedisi Rinjaninya eRry Yeachhh..

Bolos oey...

Memasuki bulan Juli, perasaan saya sudah gelisah. Kerja udah gak konsentrasi lagi, pikiran saya sudah melayang ke Rinjani. Selembar tiket udah di tangan, sebuah carier, sleeping bag, tenda, flysheet, matras udah siap di packing dan berserakan di kamarku, dan juga seperangkat kamera, dry bag merah, peta lombok, contekan blog temen, dan juga tripod serta sepasang lafuma expansion.

Tinggal gimana caranya saya dapat kabur tanpa meninggalkan masalah di kantor, mo cuti ? Ijin ? atau pura pura sakit ? akhirnya saya pilih bolos, yah bolos 4 hari..karena jika saya cuti, gak bakalan dikasih karena belum setahun saya gawe disana. Sementara jika nekat mengajukan cuti, bisa dipotong gaji saya yang seimprit ini karena dianggap indisipliner. Akhirnya saya tinggalin tuh kantor. Cuman yang gak bisa saya tinggalin adalah 2 partner kerja saya, maaf ya bro.hiks hiks!

Tanggal 8 Juli, bro Yudha datang ke kostan tuk nuker karier, “Karier gue kurang gede, Mas. Gak muat.” kata Yudha. “Ya udah pake aja,” sahutku. Yudha adalah anak muda mahasiswa MercuBbuana yang akan mendaki Rinjani, dia berangkat tanggal 9 Juli dengan ngeteng kereta trus nyambung bus.

Cobaan pertama

Hari yang ditunggu pun telah tiba, tanggal 14 Juli 2010 setelah kabur dari kantor saya nyerahin sisa kerjaan ke Bro Subhan dan 2 buah atm. “Simpen ja Bro dan jangan diubah pinnya ye”. Akhirnya jam 2.30 gue udah di kost, jam 03.30 berangkatlah gue ke stasiun Pondok Cina. Sial, nunggu kereta sangat lama dan akhirnya kereta KRL ekonomi berangkat jam 04.15, perasaanku udah gak karuan karena saya harus cek in jam 06.45 akhirnya saya putuskan cabut dari KRL. Gak jadi nyambung bus DAMRI bandara lebih memilih taksi, naek taksi MIRA dari Gondangdia, taksi mampir ngisi bensin dulu, macet pula, akhirnya taksi meluncur mulus di jalan tol dalam kota langsung menuju bandara.

Darrrrr...damn, taksi yang membawaku ke bandara mengalami pecah ban di tol, taksi oleng ke kiri, beruntunglah karena tidak ada kendaraan di belakangnya dan juga dalam kecepatan tinggi taksi tidak terbalik. Saya lihat jam udah menunjukkan pukul 06.00 tanpa pikir panjang, saya langsung mengakiri perjalanan dengan taksi sial ini, dan menyetop taksi putih di jalan tol “Bandara, Terminal 1B LION Bang, ngebut”..

Sebelum pindah taksi, sopir taksi sempet memberikan charger ponselku yang ketinggalan. Akhirnya pukul 06.30 nyampe juga saya di terminal B, setengah berlari saya langsung chek in, beuh antri pula, tepat pukul 06.45 check in selesai dengan beban bagasi 16 KG. Hmmm, masih aman tanpa bea tambahan.

Bunda, aku ke rinjani..

Tanpa sempat makan siang atau makan sore, saya langsung naek ke atas terminal menuju pintu A2. Sebelumnya saya coba tuk nelpon orang tuaku di rumah, cari cari di hp dikantong celana tidak ada, di kantong jaket tidak ada pula, di tas kamera nihil..DAMN, ternyata saya kehilangan HP XLku, kucoba tuk tenang, dengan duduk di bangku tempat tunggu, minum sisa air mineral. Kubongkar semua isi tasku, tetep gak ada si Siemens M65 itu, yang tersisa hanya si Esiaku. Akhirnya saya dial 0271 611100. Denting nada tunggu bergantian, terdengar suara lembut yang kukan selalu merindukannya, suara ibunda di ujung telepon.” Assalamualaikum Bu, ni Erry, minta izin mo mendaki Rinjani”, Ibunda “Ya udah hati hati,” saya “ makasih Bunda, pesawat mo berangkat nih”.

Setelah menelepon ortuku, tenang rasanya, kemudian saya telepon bro Yudha yang sudah di Lombok. Tuk memastikan bahwa saya jadi berangkat dan memberitahukan tuk menghubungi ku bukan ke XL. Langsung ketik GOGO spasi MATARAM. Dengan langkah pasti saya masuk ke pesawat Lion Air dan sampai terlelap tidur disana setelah pesawat mengangkasa.

( Bersambung )

No comments:

Post a Comment