Menyikapi kejadian di republik ini sekitar 10-15 tahun ke belakang sangat memilukan hati nurani saya, sehingga tergerak tuk mencari satu ramalan dan mencocokkan dengan kondisi sekarang.
Akhirnya gue nemu juga satu ramalan dari jayabaya *note : bukan berarti gue percaya ramal meramal, hanya tuk pengetahuan/ renungan saja *. Jayabaya adalah seorang raja kediri pada masa 1135 – 1137 dengan gelar lengkap yang amat panjang yaitu : Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Wameswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Untunggadewa. Seorang raja yang terkenal dan juga banyak ditemukan dikasanah pustaka di Indonesia.
Adapaun ramalan jayabaya yang dalam bentuk syair berbahasa jawa yang cukup terkenal dengan sebutan zaman edan adalah salah satunya. Berikut petikaannya :
Pancen wolak waliking jaman, amenangi jaman edan
Ora edan ora kumanan, sing waras padha nggagas
Wong tani padha ditaleni, wong dora padha ura ura
Beja bejane sing lali, isih beja kang eling lan waspadha
Wong waras lan adil uripe ngenes lan kepencil
Sing ora abisa maling digethingi
Sing pinter duraka dadi kanca
Wong bener sangsaya thenger thenger
Wong salah sangsaya bungah
Akeh bandha musna tan karuan larine
Akeh pangkat lan drajat padha minggat tan karuan sebab
Akeh wong nglanggar sumpahe dhewe/manungsa padha seneng ngalap
Tan anindakake hukuming Allah
Barang jahat diangkat angkat/barang suci dibenci
Sing edan padha bisa dandan/sing ambangkang padha bisa nggalang omah gedong magrong magrong
Dan kurang lebih artinya/tafsiran dalam bahasa Indonesia seperti ini :
Sungguh zaman yang sedang gonjang ganjing, menyaksikan zaman edan yang tidak gila tidak dapat bagian, yang sehat pada olah pikir, para petani dibelenggu, para pembohong pada berfoya foya. Beruntunglah bagi yang lupa, tetapi masih lebih beruntung bagi yang ingat dan waspada, orang waras dan adil hidupnya memprihatinkan dan terkucil yang tidak dapat mencuri dibenci, yang pintar curang jadi teman. Orang jujur semakin tak berkutik, orang salah makin pongah. Banyak harta musnah tak jelas larinya, pangkat dan kedudukan lepas tanpa sebab. Banyak orang berjanji diingkari, banyak orang melanggar sumpah sendiri. Manusia senang sekali menipu, tidak melaksanakan hukum allah, barang yang jahat dipuja puja, sedangkan barang yang suci dibenci, yang gila dapat bersolek, yang membangkang bisa mempunyai rumah mewah.
Ramalan jayabaya yang entah terbukti atau tidak kebenarannya layak difaedahkan sebagai renungan yang lebih mendalam bagu republik ini. Apa yang telah terjadi di republik ini kemarin, hari ini dan entah besok atau lusa merupakan tanggung jawab kita semua untuk membentuk masa depan yang lebih baek. ( dari berbagai sumber )
#note : ditulis dari seorang biasa yang pengin belajar..
