Sunday, July 20, 2014

PENDAKIAN GUNUNG GEDE PANGRANGO ( SALABINTANA – CIBODAS )



Ini adalah pendakianku setelah status saya berubah dari karyawan menjadi trader :)

                Jumat 09 Mei 2014, setelah berjalan dari Bank ke Bank di dalam kompleks kampus UI ponsel jadulku berdering dan ternyata ada kabar bahwa rombongan dari solo sudah nyampai di stasiun pondok cina. Kusuruh mereka menunggu, segera kutemui mereka dan kamipun bergegas untuk menunaikan sholat jumat di masjid gunadharma. Jumat malam, bergegas kami pergi ke terminal kampung rambutan tempat kumpul pendakian gede pangrango dengan kawan kawan MEPA-UNS. Satu persatu mulai berdatangan dan lengkap sudah peserta ini. Saya, fajar, chandra, sony, andhika, fendi, nuhi, partini, pika, eria. Berkumpllah para pendaki temporer ini dan akhirnya semua terlelap didalam bus yang membawa rombongan ke sukabumi. Malam semakin larut saat bus sudah nyampai di terminal skuabumi. Rombongan mencarter angkot menuju selabintana, karena cuman ini satu satunya jalan untuk menuju kesana. Sampai di salah satu warung, kami semua terlelap dalam buaian malam dan dinginnya udara selabintana kala itu.


                Sabtu 10 Mei 2014, semangkok mie rebus dan teh panas menemani kami di pagi ini. Setelah terlelap melawan dingin, kugerakkan badan ini melawan rasa malas dan kantuk. Di sabtu pagi pagi sekali kami beranjak meninggalkan warung dan lapor ke pos pendakian dan pendakian dimulai. Jalur Salabintana cukup nanjak dan jarang bonus. Jalur ini panjang lebih panjang daripada jalur gede pangrango lewat cibodas maupun lewat gunung putri. Di kanan kiri jalan setapak terlihat pohon pohon rapi dan rimbun, dan eng ing eng... di sepanjang perjalanan tamu tak diundang banyak sekali menempel di kaki, di celana bahkan jalan jalan sampai ke tangan maupun kerier kami. Hewan kecil itu bernama PACET.


                Canda ceria menemani kami di tengah nafas yang mulai memburu dan perut yang mulai keroncongan. Dan kusimpulkan papan pengumuman di pos pendakian yang mengatakan jarak ke suryakencana 11 km adalah PHP! Karena kurasa jauhnya minta ampun wkwkw. Dijalanan kami bertemu dengan ranger yang sedang patroli dan serombongan pendaki lokal dari sukabumi dan dua pendaki kakak beradik dari bandung. Ada beberapa shelter yang bisa digunakan untuk rehat dan makan siang, juga ditemukan buah arbey dipinggri jalan. Jalur salabintana ini ada satu mata air, tapi airnya kotor, disarankan membawa air sendiri daari bawah. Di salah satu shelter juga ada papan petunjuk yang menyatakan surya kencana tinggal 6 km lagi..haha..kurasa ini juga PHP lagi karena masih terlalu jauh antara shelter dengan suryakencana.


                Akhirnya di sore hari sampailah di alun alun surya kencana, matahari masih bersinar dengan terang. Kami memilih mendirikan tenda di dekat aliran sungai. 4 tenda kami dirikan untuk 10 orang. Alun alun suryakencana saat itu ramai sekali lebih menyerupai pasar, banyak tenda berwarna warni berdiri di kanan kiri aliran air dan juga deket dengan jalur puncak ke gede. Semakin malam semakin ramai pendaki yang datang baek dari pintu cibodas, pintu gunung putri maupun pintu salabintana. Malam yang cerah dan dinginnya udara malam segera membuat diriku menyetubuhi sleeping bag dan bergumul di tenda setelah mengisi malam dengan nasi, sayur sop dan bandeng presto serta bakso taklupa dipadu dengan segelas coklat panas.

Menuju puncak gede ( Minggu 11 Juli 2014 )


                “nasi uduk, nasi uduk” teriakan si mamang pedagang nasi uduk, bukan rahasia lagi jika di hari sabtu minggu atau tanggal merah banyak pedagang nasi uduk yang sengaja naik dai bawah keatas untuk berjualan nasi. Mataku yang malas untuk terbuka dan dinginnya udara luar memaksaku untuk memanggil mamang penjual nasi. 10 nasi bungkus dan lauk saya pesan. Trus saya lanjut tidur haha.. satu persatu kawan kawan mulai bangun dan matahari menampakkan sinarnya. Kami mulai memasak untuk sarapan dan mulai merubuhkan tenda serta bersiap untuk menuju puncak gede. Dikarenakan turun lewat pintu cibodas, maka seluruh barang bawaan kami bawa ke puncak. Seperti yang saya perkirakan sebelumnya, puncak gede akan dipenuhi para pendaki. Hingga sulit untuk mendapatkan spot foto. Demi mengejar waktu, setelah nyampai puncak kami segera turun ke pos kandang badak.

                Sebelum sampai kandang badak kami berhenti di persimpangan yang mengarah ke puncak pangrango. Tim di bagi dua karena ada beberapa yang tidak ikut naek ke pangrango dan langsung turun ke cibodas. Andhika, mpok tini, pika, eria turun langsung ke cibodas, Sedangkan bro juki menunggukeril keril kami di persimpangan, sedangkan kami ( Fajar, chandra, Sony, bang fendy dan saya / penulis ) melanjutkan ke puncak pangrango. Dengan hanya bawa daypack berisi ransum dan jaket tebal waterproof, windproof. Perjalanan santai menuju puncak pangrango santai dengan banyaknya pohon pohon tumbang di tepi jalan yang menghalangi jalan. Kurang lebih 2 jam 30 menit akhirnya kami sampai di puncak pangrango. Tak lupa juga kami turun kebawah untuk mengunjungi lembah kasih mandalawangi. Dua tempat ini merupakan tempat legendaris karena dedengkot pendaki di masanya yaitu Soe Hok Gie sering mengasingkan diri di mandalawangi dan pangrango.

                Hanya sekedar mengambil gambar dan mengisi perut, kami segera turun. Setangah berlari saya turun dan menjelang sore kami sampai di persimpangan. Sampai di persimpangan, kami packing dan bergegas menyusul rekan rekan turun ke cibodas. Dalam perjalanan kami bertemu banyak pendaki yang juga ikut turun. Di kandang badak, banyak sekali tenda tenda yang berdiri serta ada mamang yang juga menggelar lapak dagangannya. Di perjalanan sebelum air panas , saya ketemu bang djal dari KPAWW yang membawa beberapa pendaki, mereka naek lewat cibodas turun cibodas. Lepas setelah air panas, bro juki melepaskan diri dari rombongan dan ngebut turun langsung. Kami tertinggal jauh di belakang. Akhirnya sekitar isya selepas pukul 07.30an malam kami sampai di cibdas dan mampir di salah satu warung untuk bersih bersih dan makan malam.

                Cukup capek juga perjalanan ini, bagi saya ini perjalanan pertama lewat salabintana dan untuk mengulang lagi saya akan berpikir dua kali hehehe. Dan saya pun mengerti, kenapa salabintana hanya dibuka untuk 100 pendaki dan itupun paling adalah cabutan jika pintu cibodas dan gunung putri telah penuh. Dan ini juga perjalananku dengan kawan kawan MEPA-UNS , sudah lama juga saya tidak mendaki gunung bareng kawan kawan. Dan yang pasti keceriaan kawan kawan MEPA akan beda dengan pendakian kelompok laen..SALAM

2 comments:

  1. Mulai sekarang Indonesia Ride Adv Menyediakan angkutan khusus Pendaki dan rafting yang ingin mendaki Gng gede pangranggo dengan Bus Travelo Berkapasitas 12 penumpang dan BerAC dengan tarif sederhana

    jakarta -Cibodas Rp 600,000
    Cibodas jakarta Rp.600,000
    Jakarta -Citarik Rp,900,000
    Citarik -Jakarta Rp.900.000

    Bila DiCarter 24 jam jakarta -Cibodas PP
    Rp.1,100.000

    jakarta Citarik PP
    Rp 1,600,000

    Carter Tidak termasuk Tiket Tol dan makan Pengemudi

    untuk Info Hub .imorally@gmail.com
    0817162552-Pin 269775A4

    ReplyDelete
  2. Mulai sekarang Indonesia Ride Adv Menyediakan angkutan khusus Pendaki dan rafting yang ingin mendaki Gng gede pangranggo dengan Bus Travelo Berkapasitas 12 penumpang dan BerAC dengan tarif sederhana

    jakarta -Cibodas Rp 600,000
    Cibodas jakarta Rp.600,000
    Jakarta -Citarik Rp,900,000
    Citarik -Jakarta Rp.900.000

    Bila DiCarter 24 jam jakarta -Cibodas PP
    Rp.1,100.000

    jakarta Citarik PP
    Rp 1,600,000

    Carter Tidak termasuk Tiket Tol dan makan Pengemudi

    untuk Info Hub .imorally@gmail.com
    0817162552-Pin 269775A4

    ReplyDelete