Ini perjalanan Solo Blackpaking kedua saya setelah Hanoi Vietnam.
Pas tanggal 10
– 10 - 10 tanggal baek di tahun 2010. Maskapai penerbangan yang terkenal dengan
Low Cost dan berturut turut
mendapatkan penghargaan karena penerbangan murahnya memberikan tiket promo yang
sangat fantastis murahnya yaitu 10.000 IDR ke beberapa tujuan salah satunya
Jakarta ( CGK ) ke Kota Kinabalu ( BKI ). Angka 10.000 disesuaikan dengan
tanggal promo dia yaitu 10.10.10. Alhamdulillah,
saya salah satu yang beruntung mendapatkan tiket dengan total harga tiket untuk
penerbangan pulang pergi seharga 125.000 IDR. Yang ada di benak saya saat itu
hanya akan mendaki Gunung Kinabalu saja dan akan solo tracking kesana.
Entah kenapa
saya pribadi ingin mendaki gunung ini, mungkin karena kepandaian dewan
pariwisata negara bagian Sabah Malaysia yang mampu mengemas dan mempublikasikan
bahwa gunung kinabalu ( yang berada di satu pulau yaitu pulau borneo / Kalimantan
) ini adalah gunung tertinggi di Asia tenggara dan menganggap puncak Cartenz
Pyramids bukanlah yang tertinggi di asia tenggara tapi AustralAsia hingga
mendorong saya untuk mendaki gunung yang berketinggian 4095Mdpl yang puncaknya
bernama Low’s Peak. Serta keinginan saya tuk solo blackpacking yang kedua setelah medio akhir oktober ke Hanoi Vietnam.
Setelah menggali informasi sekedarnya di internet, di Hari Kamis, 18 November
2010 Jam 16.35 WIB pun saya berangkat. Keberangkatan saya saat itu ( tahun 2010
), saat belum diberlakukannya bebas fiskal udara bagi para penumpang udara
sehingga untuk para penumpang wajib membawa kartu NPWP supaya tidak membayar
beban fiskal sebesar 2.500.000 IDR !!
Setelah
mengajukan cuti, persiapan segala mulai dari sangu, paspor,npwp, daypack ukuran
sedang dengan beban kurang dari 7kg. Saya pun segera tinggalkan jakarta terbang
ke Kota Kinabalu. Penerbangan international airasia saat itu terbang dari
terminal 2 soekarno hatta , bukan terminal 3 kayak sekarang. Penerbangan jakarta
kinabalu sendiri memakan waktu 2 jam 30 menit. Sesampai di terminal 2 Kota Kinabalu
International Airport jam 20.45 Waktu setempat, hari sudah larut malam. Setelah
makan malam di restoran cepat saji lantai 2 terminal, saya mencari peta kota
dan terlihat ada hostel yang deket dengan bandara. Maksud hati akan bermalam
disana ,akan tetapi saat kaki melangkah, hujan deras mengguyur kota dan
memaksaku untuk berteduh. Akhirnya kuputuskan untuk tidur di bandara kota
kinabalu ini.
Keesokan
harinya baru saya tinggalkan bandara ini dan bergegas menuju Kinabalu park,
berhubung sangu yang paspasan, saya tidak mencarter bas pesiaran atau mobil.
Saya putuskan naek bus umum menuju terminal Wawasan. Dari terminal Wawasan naek
angkot lagi menuju terminal Inanam. Terminal Inanam ini berada di luar kota
kinabalu ( KK ). Sebelum melanjutkan perjalanan ke Kinabalu Park, saya sempatkan sarapan pagi dan menyeruput segelas
teh tarik hangat. Banyak tersedia bus yang mengantar ke kinabalu park , biasanya bus bus itu jurusan tawau, sandakan.
Dengan 15 MYR, saya naek bus jurusan tawau dan turun pas di kinabalu park, perjalanan memakan waktu
kurang lebih 1jam30 menit. Jalan yang berliku liku sebelum memasuki kinabalu park membuat perutku mual,
sesampai disana hampir mulut ini memuntahkan isi yang ada di perutku karena
rasa mual ditambah kadar asam lambung yang mulai naek.
Alhamduillah, sudah sampai kinabalu park. Sebelum ke pos
pendaftaran, saya sempatkan keliling keliling
komplek taman, foto foto. Kemudian menuju ke pos pendakian.
Seorang
petugas merinci total biaya yang harus dibayarkan oleh pendaki, dengan
berbicarara fasih berbahasa melayu dia menerangkan rincian rinciannya. Melihat
rincian rincian angka itu saya cuman menggeleng, setelah ditotal beaya antara
lain : upah pemandu ( karena kinabalu mewajibkan pemandu ); permit fee, insurance,
transportasi dari kinabalu park ke
timpohon gate; sertifikat, conservation fees dan yang paling mahal
adalah penginapan serta beaya makan ( karena di gunung kinabalu, pendaki tidak
diperkenankan membuka tenda serta memasak, jika melanggar akan dikenakan
penalti ), ditotal semua mencapai 618 MYR. Masalah muncul, saya ke kinabalu
hanya membawa duit sebesar 400MYR dan 20USD jadi ditotal sekitar 533RM!! Itupun
sudah berkurang untuk makan dan transpor ke kinabalu. Kemudian petugas bilang
ke saya, jika datang berombongan biaya akan bisa sedikit berkurang karena bisa sharing cost untuk pemandu, transpor dan
penginapan. Saya pun mencoba untuk menunggu beberapa waktu, berharap akan
datang rombongan laen untuk bisa joint, tapi hasilnya nihil. Saya tidak
menemui rombongan laen selain saya, hanya ada beberapa pengunjung tapi tidak
naek ke gunung kinabalu.
Terlanjur
sampai di Kinabalu park, saya coba
menanyakan ke petugas, tidak ada alternatif laen selain membayar sebesar angka
tersebut. Tetapi saya diperbolehkan tracking
hanya sampai km4 saja. Demi mengobati rasa inginku, saya pun membeli permit dari timpohon gate ke km 4 ( layang layang hut )
sebesar 5MYR. Untuk menuju timpohon gate,
pendaki bisa jalan kaki atau menyewa mobil yang biasa antar kesana. Lagi lagi
karena saya sendirian, sewa mobil pun saya bayar sendiri, biasanya dari Kinabalu Park ke Timpohon gate sebesar 15MYR bisa dibayar berame
rame, karena sendirian maka bayar sendiri ongkosnya, tapi saya bisa menawar
hingga 11MYR hehe. Dan mobil pun mengantarkan saya dari kinabalu park ke timpohon gate.
Begitu masuk timpohon gate, saya
langsung menunjukkan permit ku dan memulai trekking
sendirian menuju KM4 ( layang Layang Hut ).
Tracking di kinabalu sama dengan traking gunung gunung di jawa, kayak
gunung gede pangrango , akan tetapi sudah dibuatkan jalan batu tertata rapi, di
sepanjang jalan ada shelter shelter dan juga toilet permanen. Cuaca kala itu
mendung yup akhirnya hujan deras mengguyur kinabalu. Saya hanya bemodalkan
jaket waterprof dan daypack dengan sedikit roti rotian. Di
satu shelter km2.5 saya istirahat sambil menunggu hujan reda. Ternyata ada
beberapa pendaki dari yang sudah duluan mendaki, sayang seribu sayang, saya
telat ikut rombongan mereka. Rombongan pendaki berasal dari singapore, ada
bendera merah putih dan satu bintang di kaosnya. Kami pun berbagi cerita dan
berbagi sedikit bekal. Saat hujan sudah reda mereka memutuskan untuk tetap naek,
saya yang sudah kehilangan semangat mendaki memutuskan untuk turun kembali ke
kinabalu park dan sesampainya di kinabalu
park. Saya putuskan untuk kembali ke Kota Kinabalu.
Banyak
pelajaran yang saya petik dari perjalanan ini dan juga banyak kesalahan2 yang
harusnya bisa dihindari. Antara lain, kurangnya informasi tentang kinabalu park, terutama mengenai
akomodasi dan biayanya hingga sangu yang saya bawa tidak cukup, rasa ego dan
nafsu keinginan untuk ber solo
blackpaking saya, seharusnya untuk sebuah pendakian gunung tidak disarankan
untuk pergi sendirian, karena pendakian adalah olah raga petualang bebas
bersama sama / berkelompok. Seharusnya tindakan yang saya lakukan adalah
mengajak kawan kawan biar bisa berbagi ongkos untuk ikut pendakian ini pada saat
ada promo tiket super murah ke kinabalu, toh jarak waktu pembelian dengan
jadwal pergi masih ada sekitar 30 hari, cukuplah untuk memuat paspor dan
mengumpulkan sangu dan akomodasinya.
Ini akan jadi
pelajaran penting buatku dan akankah saya ulangi lagi pendakian ke Gunung
Kinabalu. Hmmmmmm
Di Kinabalu Park tahun 2005 penginapan masih 45 ribu rupiah per bed nah begitu tahun 2008 manajemen Sutera Sanctuary (Pengelola penginapan di kawasan ini) menaikkan tarif hingga 300 persen dari sebelumnya. Banyak pendaki yang shock gara2 ini :D
ReplyDeleteKak Lina, boleh share alamat email kah?
DeleteSaya mau tanya2 ttg ke mendaki Kinabalu. Tks
Ida
ianida@arutmin.com
ayo Erry temenin gw doong nanjak Kinabalu 9-17Mei2015 :-(
ReplyDelete