Dan saya pun baru sadar kehilangan kotak pensil saya saat di ruangan
204 Universitas Al Azhar Indonesia pagi itu ...
Semangkok
nasi soto lamongan masih menyisakan beberapa sendok untuk dihabiskan, rasanya
perut ini udah eneg untuk menyantapnya. Beberapa tenggak air putih dari air
mineral ternama di Republik ini, mengalir di kerongkonganku. Sejurus kemudian
kubayar sarapan pagi ini dan beranjak memarkir motorku di basement Kampus UAI (
Univ Al Azhar Indonesia ). Ya, ini adalah hari Minggu dan saya datang ke kampus
ini untuk ikut tes CPNS di salah satu Kementrian di bilangan senayan.
Setelah
mendapatkan kepastian ruangan ujian, saya menunggu di lobby basement. Nampaknya
lobby itu difungsikan sebagai kantin kampus, tampak dari meja kursi yang
tertata rapi dan beberapa kios makanan serta masih terdapat bekas stryrofoam
bekas makanan yang belum dibersihkan oleh petugas. Karena hari minggu, kantin
tidak buka. Saya mengambil tempat duduk di tengah, di samping saya ada seorang
perempuan berjilbab sedang membuka buku buku soal tes cpns. Sedang dua kursi di
sebelah kanan saya tampak ibu ibu didampingi dengan suaminya sedang menunggu
juga, sepintas sang ibu mengelus elus perutnya yang membesar pertanda dia
sedang mengandung.
Sekedar
menunggu waktu, saya nyalakan smartphone saya dan mencari jaringan wifi. Ada beberapa
pesan masuk lewat whatsap grup mepa uns, saya hanya baca tanpa membalasnya. Kemudian
saya keluarkan tanda peserta ujian dari dalam tasku, kulihat kartu itu belum
kutandatangan. Aku langsung mengambil pena hitam dari dalam kotak pensilku,
kupastikan juga didalamnya ada 2 pensil yang telah diraut, 1 karet penghapus
dan rautan berwarna biru muda yang menyerupai mainan anak otope lengkap dengan
rodanya. Ada 1 surat tanda bukti gadai dari Bank syariah di bilangan pasar
minggu. Setelah kutandatangani kartu itu, saya kembalikan semuanya kedalam
kotak dan saya yakin betul udah saya masukkan ke dalam tas.
Seorang
panitia berkumis memanggil semua peserta untuk masuk kedalam ruangannya masing
masing. Saya masih santai sambil sesekali liat ponsel saya. Dan saya adalah
orang terakir di kantin itu yang masuk ke ruangan, sebelum saya keruangan saya
sempatkan ke kamar kecil yang berdampingan dengan tempat wudhu, saya sendiri
tidak menemukan letak mushola di sekitar situ. Tanpa melepas sepatu , saya ke
toilet tuk buang air dan langsung ke ruangan 204 dan mendapati tempat duduk
saya di deretan belakang pojok kiri. Tas saya letakkan dibawah, 2 ponsel saya
matikan trus kukeluarkan alas tulis serta kartu ujianku, tinggal mengeluarkan
pensil dan karet penghapus,tangan dan mata ini terus mencari cari pensil dalam
kotak warna hitam. ASTAGFIRULLAH, semua yang didalam tas sudah kukeluarkan tapi
2 barang itu tidak ada, segera saya keluar ruang dan mencari di tempat duduk
tadi. NIHIL, tidak ada barang yang tercecer. Kucari ke toilet sama juga. DAN
SAYA DALAM MASALAH SEKARANG, ujian sebentar lagi dimulai, saya tanpa senapan
harus menghadapinya. Kucoba tenangkan diri ini, lalu untuk kedua kalinya saya
keluar dan kedua kalinya juga saya tidak mendapati apa yang kucari. Saya mulai
pasrah sampai soal ujian di berikan panitia lengkap dengan lembar jawab
komputer ( LJK ). Sempet kepikiran untuk meninggalkan ruangan, tapi saya tetep
berusaha tenang. Panitia menyuruh peserta untuk menaruh tasnya di depan. Saya pun
menurutinya dan saat menaruh di depan , saat melintas di depan peserta samping
saya, saya menyapa dan meminta dengan wajah memelas untuk meminjem pensil
2bnya, takada maksud apa apa , saya cuman minta tolong dan ternyata bersambut
juga dia. Setelah menimang nimang 2 pensil di kantongnya, satu pensil
dijulurkan ke saya, dengan ucapan terimakasih saya menerima dan kembali duduk
di bangku saya mengerjakan soal dari awal sampai akhir sampai selesai.
Saat
jalannya tes, pikiran ku juga melayang layang ke kotak pensil tadi, saya yakin
betul udah kutaruh di dalam tasku, dan kucari cari di tempat dudukku sudah
tidak ada lagi. Entah apa yan terjadi saya tidak habis pikir. Mungkinkah ketinggalan
di rumah? TIDAK, karena dirumah pun sudah tidak ada. Apakah ilang di warungsoto?
Tidak juga, saya tidak mengeluarkan barnag apapun tadi. Atau jangan jangan ada
makhluk halus yang mengambil kotak pensil itu. WALLAHU ALAM
Tapi yang
jelas , ini akan kujadikan pelajaran supaya saya tidak teledor dan kupikir
pikir ini ujian kepadaku dariNYA karena mungkin saat saya ke kamar mandi tadi
tidak buka sepatu, padahal tertulis satu plang untuk membuka sepatu saat di
toilet dan tempat wudhu.
Ya ALLAH,
maafkan khilafku. Keteledoran ini hampir berakibat fatal karena kehilangan
kesempatan untuk ikut tes CPNS.
No comments:
Post a Comment