Ini adalah pendakianku setelah
status saya berubah dari karyawan menjadi trader :)
Jumat
09 Mei 2014, setelah berjalan dari Bank ke Bank di dalam kompleks kampus UI
ponsel jadulku berdering dan ternyata ada kabar bahwa rombongan dari solo sudah
nyampai di stasiun pondok cina. Kusuruh mereka menunggu, segera kutemui mereka
dan kamipun bergegas untuk menunaikan sholat jumat di masjid gunadharma. Jumat
malam, bergegas kami pergi ke terminal kampung rambutan tempat kumpul pendakian
gede pangrango dengan kawan kawan MEPA-UNS. Satu persatu mulai berdatangan dan
lengkap sudah peserta ini. Saya, fajar, chandra, sony, andhika, fendi, nuhi,
partini, pika, eria. Berkumpllah para pendaki temporer ini dan akhirnya semua
terlelap didalam bus yang membawa rombongan ke sukabumi. Malam semakin larut
saat bus sudah nyampai di terminal skuabumi. Rombongan mencarter angkot menuju
selabintana, karena cuman ini satu satunya jalan untuk menuju kesana. Sampai di
salah satu warung, kami semua terlelap dalam buaian malam dan dinginnya udara
selabintana kala itu.
Sabtu
10 Mei 2014, semangkok mie rebus dan teh panas menemani kami di pagi ini.
Setelah terlelap melawan dingin, kugerakkan badan ini melawan rasa malas dan
kantuk. Di sabtu pagi pagi sekali kami beranjak meninggalkan warung dan lapor
ke pos pendakian dan pendakian dimulai. Jalur Salabintana cukup nanjak dan
jarang bonus. Jalur ini panjang lebih panjang daripada jalur gede pangrango
lewat cibodas maupun lewat gunung putri. Di kanan kiri jalan setapak terlihat
pohon pohon rapi dan rimbun, dan eng ing eng... di sepanjang perjalanan tamu
tak diundang banyak sekali menempel di kaki, di celana bahkan jalan jalan
sampai ke tangan maupun kerier kami. Hewan kecil itu bernama PACET.
Canda
ceria menemani kami di tengah nafas yang mulai memburu dan perut yang mulai
keroncongan. Dan kusimpulkan papan pengumuman di pos pendakian yang mengatakan
jarak ke suryakencana 11 km adalah PHP! Karena kurasa jauhnya minta ampun
wkwkw. Dijalanan kami bertemu dengan ranger yang sedang patroli dan serombongan
pendaki lokal dari sukabumi dan dua pendaki kakak beradik dari bandung. Ada
beberapa shelter yang bisa digunakan untuk rehat dan makan siang, juga
ditemukan buah arbey dipinggri jalan. Jalur salabintana ini ada satu mata air,
tapi airnya kotor, disarankan membawa air sendiri daari bawah. Di salah satu
shelter juga ada papan petunjuk yang menyatakan surya kencana tinggal 6 km
lagi..haha..kurasa ini juga PHP lagi karena masih terlalu jauh antara shelter
dengan suryakencana.
Akhirnya
di sore hari sampailah di alun alun surya kencana, matahari masih bersinar
dengan terang. Kami memilih mendirikan tenda di dekat aliran sungai. 4 tenda
kami dirikan untuk 10 orang. Alun alun suryakencana saat itu ramai sekali lebih
menyerupai pasar, banyak tenda berwarna warni berdiri di kanan kiri aliran air
dan juga deket dengan jalur puncak ke gede. Semakin malam semakin ramai pendaki
yang datang baek dari pintu cibodas, pintu gunung putri maupun pintu
salabintana. Malam yang cerah dan dinginnya udara malam segera membuat diriku
menyetubuhi sleeping bag dan bergumul di tenda setelah mengisi malam dengan
nasi, sayur sop dan bandeng presto serta bakso taklupa dipadu dengan segelas
coklat panas.
Menuju puncak gede ( Minggu 11
Juli 2014 )
“nasi
uduk, nasi uduk” teriakan si mamang pedagang nasi uduk, bukan rahasia lagi jika
di hari sabtu minggu atau tanggal merah banyak pedagang nasi uduk yang sengaja
naik dai bawah keatas untuk berjualan nasi. Mataku yang malas untuk terbuka dan
dinginnya udara luar memaksaku untuk memanggil mamang penjual nasi. 10 nasi
bungkus dan lauk saya pesan. Trus saya lanjut tidur haha.. satu persatu kawan
kawan mulai bangun dan matahari menampakkan sinarnya. Kami mulai memasak untuk
sarapan dan mulai merubuhkan tenda serta bersiap untuk menuju puncak gede. Dikarenakan
turun lewat pintu cibodas, maka seluruh barang bawaan kami bawa ke puncak. Seperti
yang saya perkirakan sebelumnya, puncak gede akan dipenuhi para pendaki. Hingga
sulit untuk mendapatkan spot foto. Demi mengejar waktu, setelah nyampai puncak
kami segera turun ke pos kandang badak.
Sebelum
sampai kandang badak kami berhenti di persimpangan yang mengarah ke puncak
pangrango. Tim di bagi dua karena ada beberapa yang tidak ikut naek ke
pangrango dan langsung turun ke cibodas. Andhika, mpok tini, pika, eria turun
langsung ke cibodas, Sedangkan bro juki menunggukeril keril kami di
persimpangan, sedangkan kami ( Fajar, chandra, Sony, bang fendy dan saya /
penulis ) melanjutkan ke puncak pangrango. Dengan hanya bawa daypack berisi
ransum dan jaket tebal waterproof, windproof. Perjalanan santai menuju puncak pangrango
santai dengan banyaknya pohon pohon tumbang di tepi jalan yang menghalangi
jalan. Kurang lebih 2 jam 30 menit akhirnya kami sampai di puncak pangrango. Tak
lupa juga kami turun kebawah untuk mengunjungi lembah kasih mandalawangi. Dua tempat
ini merupakan tempat legendaris karena dedengkot pendaki di masanya yaitu Soe
Hok Gie sering mengasingkan diri di mandalawangi dan pangrango.
Hanya
sekedar mengambil gambar dan mengisi perut, kami segera turun. Setangah berlari
saya turun dan menjelang sore kami sampai di persimpangan. Sampai di
persimpangan, kami packing dan bergegas menyusul rekan rekan turun ke cibodas. Dalam
perjalanan kami bertemu banyak pendaki yang juga ikut turun. Di kandang badak,
banyak sekali tenda tenda yang berdiri serta ada mamang yang juga menggelar
lapak dagangannya. Di perjalanan sebelum air panas , saya ketemu bang djal dari
KPAWW yang membawa beberapa pendaki, mereka naek lewat cibodas turun cibodas. Lepas
setelah air panas, bro juki melepaskan diri dari rombongan dan ngebut turun
langsung. Kami tertinggal jauh di belakang. Akhirnya sekitar isya selepas pukul
07.30an malam kami sampai di cibdas dan mampir di salah satu warung untuk
bersih bersih dan makan malam.
Cukup
capek juga perjalanan ini, bagi saya ini perjalanan pertama lewat salabintana
dan untuk mengulang lagi saya akan berpikir dua kali hehehe. Dan saya pun
mengerti, kenapa salabintana hanya dibuka untuk 100 pendaki dan itupun paling
adalah cabutan jika pintu cibodas dan gunung putri telah penuh. Dan ini juga
perjalananku dengan kawan kawan MEPA-UNS , sudah lama juga saya tidak mendaki
gunung bareng kawan kawan. Dan yang pasti keceriaan kawan kawan MEPA akan beda
dengan pendakian kelompok laen..SALAM
Mulai sekarang Indonesia Ride Adv Menyediakan angkutan khusus Pendaki dan rafting yang ingin mendaki Gng gede pangranggo dengan Bus Travelo Berkapasitas 12 penumpang dan BerAC dengan tarif sederhana
ReplyDeletejakarta -Cibodas Rp 600,000
Cibodas jakarta Rp.600,000
Jakarta -Citarik Rp,900,000
Citarik -Jakarta Rp.900.000
Bila DiCarter 24 jam jakarta -Cibodas PP
Rp.1,100.000
jakarta Citarik PP
Rp 1,600,000
Carter Tidak termasuk Tiket Tol dan makan Pengemudi
untuk Info Hub .imorally@gmail.com
0817162552-Pin 269775A4
Mulai sekarang Indonesia Ride Adv Menyediakan angkutan khusus Pendaki dan rafting yang ingin mendaki Gng gede pangranggo dengan Bus Travelo Berkapasitas 12 penumpang dan BerAC dengan tarif sederhana
ReplyDeletejakarta -Cibodas Rp 600,000
Cibodas jakarta Rp.600,000
Jakarta -Citarik Rp,900,000
Citarik -Jakarta Rp.900.000
Bila DiCarter 24 jam jakarta -Cibodas PP
Rp.1,100.000
jakarta Citarik PP
Rp 1,600,000
Carter Tidak termasuk Tiket Tol dan makan Pengemudi
untuk Info Hub .imorally@gmail.com
0817162552-Pin 269775A4