Medio 2002 saat
saya masih menjadi anggota aktif MEPA-UNS terdengar kabar dari anggota GOVA
mapala FH UN, mereka akan mengadakan
ekspedisi ke Latimojong Sulawei Selatan. Terbersit keinginan juga untuk
menginjakkan kaki ke Sulawesi dan tentunya ke Latimojong. Dan alhamdulillah tahun
2012 tercapai sudah keinginan itu .....
Hari
yang ditunggu telah datang, Sabtu 10 November 2012 tengah malam waktu indonesia
tengah, pesawat Batavia Air mendarat terlalu keras di landasan bandara Sultan Hassanuddin
Makassar, hampir tubuh ini terguncang...#damn. Sejurus kemudian kaki ini pun
melangkah, diluar bandara kawan kawan baru dari Makassar telah menunggu. Mereka
kami kenal di sosial media :).
Dalam dinginnya malam kami terobos jalanan kota, taksampai 10 menit sampailah
ke base camp kami di PPLP sepak takraw yang sudah tidak berfungsi lagi dan jadi
markas SIAGA makassar..Asap rokok dan kopi item serta sendau gurau dari kawan
kawan kami menemani malam itu hingga mata ini pun terlelap..zzzzttt
Keesokan
harinya, Minggu 11 november 2012 kami bergegas menuju kota Enrekang dengan
mencarter “Panther”.. kenapa dikasih tanda kutip? Karena mobil yang kami
tumpangi adalah Kijang, karena orang makassar pada latah menamainnya Panther,
jadi mo naek APV, kijang tetep namanya Panther hehehe. Mobil ini terkenal
dengan nama pete pete, ternyata singkatannya adalah Public Transportation * keInggris
Inggrisan juga nih hehe*. Perjalanan dari Makassar ke Enrekang melewati
beberapa kabupaten, ada Marros, Pangkep, Barru, Parepare dan berakhir di
Enrekang. Kurang lebih perjalanan memakan waktu 6 jam. Sampai di Enrekang pukul
19.00WITA dan kami menumpang di salah satu anggota SIAGA si khadar slanker
mania. Rumahnya masih rumah kayu panggung dan tertata dengan rapihnya :)
Senin
12 november, saat yang laen sedang sekolah, sedang kerja, kamipun siap
berpetualang haha. Dari Enrekang , tujuan berikutnya adalah Pasar Baraka, pasar
ini unik karena hari pasarnya adalah Senin dan Kamis. Di pasar Baraka ini akan menjadi
titik awal kami selanjutnya untuk melanjutkan perjalanan ke dusun Karangan. Dan
transportasi berupa pick up terbuka lengkap dengan bawaan pasar dan sembako
serta barang dagangan penduduk karangan dan taklupa tas tas besar kami yang
turut kami bawa. Jalanan beraspal dan bergelombang hingga akhirnya masuk ke
kawasan pegunungan latimojong yang berkelok kelok naek ciri khas pegunungan dan
juga kondisi jalan yang rusak.
Perjalanan panjang dan melelahkan kami lalui akhirnya kami sampai di
basecamp latimojong dusun Karangan. Hari sudah sore, kami putuskan pendakian
dimulai keesokan harinya.
Selasa
13 november. Perjalanan dimulai...It’s
show time.....6 laki laki dan 1 perempuan, lengkap dengan tas keril dan
sepatu tracking. Perjalanan dimulai dari perkampungan karangan, melewati rumah rumah,
sekolah, perkebunan hingga akhirnya mulai masuk hutan. Awal perjalanan masih
landai dan mulai pelan pelan nanjak. Pos 1 ( buntu kaciling ) terlewati
langsung lanjut menuju pos 2 ( goa sarung pakpak 1.912mdpl ). Di pos 2 ini bisa
dijadikan tempat camp karena ada tempat yang cukup luas untuk beberapa tenda
dan tentunya air yang melimpah. Seandainya kami memulai start kemarin, kami
akan membuka tenda di pos 2, tapi karena perjalanan kami di keesokan harinya
maka kami hanya melepas lelah di pos 2 ini. Lanjut ke pos 3 (lantang nase 2.065mdp ) , langsung dihajar
tanjakan curam dan panjang, pasang gigi 1 pun masih ngos ngosan *malus* serta
menggoncangkan mental juga. Tanjakan tajam ini tembus ke pos 3. Sepanjang perjalanan
dari bawah hingga ke pos 3 , jika kita beruntung akan mendapati biji Kaplataru.
Piala kalpataru dari pemerintah untuk pelestari lingkungan hidup mengadopsi
dari biji biji ini.
Langkah
demi langkah diselangi nafas yang tersengal sengal , pos demi pos, akhirnya
sampailah di pos 5 ( soloh tama 2.559mdpl ) setelah sebelumnya melewati pos 4 (
soloh tama 2.599 mdpl ).Hari menjelang malam, pos paperangian atau pos 6 2.865
mdpl juga telah dilalui tapi Kami tetap putuskan untuk menuju ke pos 7 /
kolongbuntu yang berketinggian 3.212 mdpl. Dimana ini merupakan pos terakhir
dan disini banyak tempat yang luas untuk mendirikan pos dan tentu saja air yang
melimpah. Sekitar jam 7 malam, kami tiba di pos 7 langsung mendirikan tenda,
masak masak, akan dan yang pastinya tidurrrrrr...
Rabu
14 November, Pemandangan di pos 7 ini sangat bagus, karena di pos 7 ini medan
sudah terbuka dan selayang pandang daratan sulawesi terlihat. Di pos 7, kami
tinggalkan tenda dan tas tas kami, dan hanya membawa jaket tebal, kamera,
logistik dan tentunya syal biru MEPA-UNS. Saat mengambil air di sungai kecil
dibawah, ternyata terdapat 3 tenda yang berdiri, rupanya ada rombongan laen
yang telah sampai, mereka dalam tahap pendidikan. Beranjak dari pos 7 akan
melewati satu daratn bekas danau dan kubangan air yang sudah kering, berjalan
trus sampai vegetasi atau pohon pohon sudah mulai berkurang, cuaca saat itu
sedang bagus bagusnya, langit cerah biru dan gumpalan awan putih bak kapas
bertebaran di langit. Taklupa jepretan dari kamera DSLR jadul dan si galaxy tab
menemani perjalanan menuju summit rantemario, atap sulawesi.
Sekitar
pukul 08.30 pagi WIT kamipun berhasil mencapai puncak rantemario latimojong
atap sulawesi. Sujud syukur kuucapkan
kepada Allah SWT. Akhirnya penantian panjang selama 10 tahun berhasil juga
dilaksanakan. Semua tim dalam keadaan sehat dan sukses mencapai puncak , si
amran pentolan genk kami baru mengatkan bahwa baru kali ini dia mencapai puncak
rantemario dalam keadaan cerah, biasanya dia menggapai puncak dalam keadaan
berkabut dan mendung. Rasanya tidak ingin melewatkan pemandangan yang indah di
puncak ini, dan pengin berlama lama. Gaya gaya narsis pun keluar semua dan syal
bendera pun terbentng haha.
Setelah
cukup mengambil dokumentasi dipuncak dan menikmati atap sulawesi. Kami segera
bergegas turun kembali ke pos 7 untuk istirahat, sholat dan makan dan langsung
melanjutkan perjalanan turun menuju pos 6 dan dilanjut sampai ke basecamp. Karena
perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, kami baru bisa sampai basecamp
saat hari beranjak gelap dan udah ulai malam. Alhamdulillah , misi ke 4 puncak
di Indonesia dari 7 puncak tertinggi di pulau atau kepulauan di Indonesia telah
selesai dan impian selama 10tahun terbayar sudah. Terimakasih kepada Allah SWT,
Bapak Ibu dan adikku, kawan kawan SIAGA makassar ( amran, attung, novie,khadar,
panjul) , uwi alassad dari P24, syal biru MEPA-UNS tentunya.
Kembali terngiang
ingatan ke masa lampau tahun1998 saat saya baca tabloid kampus NOVUM dari FH
UNS didalam artikelnya ada pendakian ke gunung leuser oleh GOVA mapala FH UNS.
Hmmm, akankah juga terwujud untuk mendaki leuser di aceh sana. J
Congratulation untuk summit yang ke-4nya. Waduh saya mah belum sampai untuk ke situ :) baru menyelesaikan 2 gunung saja dari 7 yang dimimpikan.
ReplyDeleteSila berkunjung ke blog saya juga di sini: http://sierrasavanna.blogspot.com/
terimakasih kak atas kunjungan ke blog saya
ReplyDelete