Sunday, May 2, 2010

Perjalanan terakhir sang ular besi parahyangan ( bukan foto essay )








Tanggal 27 april 2010, PT KAI secara resmi menghentikan operasi KA parahyangan, KA yang setia melayani perjalanan Jakarta - Bandung dan telah beroperasi sejak tahun 1971 ini akhirnya tergerus oleh sang waktu dan mulai lumpuh layu sejak di bukanya kelas eksekutif KA Argo Gedhe dan juga mulai beroperasinya jalan tol cipularang serta dibukanya keran perjalanan travel jakarta – bandung.

KA parahyangan dengan rangkaian gerbong eksekutif dan bisnis ini memang pernah jadi primadona para penumpangnya karena lebih murah dan perjalanan dari jakarta bandung menyajikan pemandangan yang indah, dengan hamparan sawah, jurang dan juga beberapa jembatan beton peninggalan pemerintah kolonial belanda.

Kini KA parahyangan hanya tinggal kenangan, kenangan yang tidak akan terlupakan oleh para pengguna setianya. Kenangan oleh para awak kereta yang telah mengalami suka duka dan pasang surut penumpang saat beberapa dekade lalu kereta ini penuh sesak dengan penumpang hingga tahun tahun terakhir ini yang mirip seperti kereta hantu karena hanya gerbong kosong dengan segelintir penumpang saja. Kenangan saat deru suara roda menggelinding menyusuri rel kehidupan jakarta bandung. Yang tersisa hanya setumpuk tanya, mengapa pemerintah kurang mengutamakan kendaraan transportasi massal seperti parahyangan dan lebih mendorong bertambahnya kendaraan pribadi yang bisa mengakibatkan kemacetan, pemborosan energi dan tingginya angka polusi.

Selamat tinggal sang ular besi parahyangan, riwayatmu tidak akan pernah mati walau kelak hanya tinggal sebagai sebuah cerita untuk generasi yang akan datang.
Foto dan teks : erry fm ( si pemula )





3 comments:

  1. iya katanya karena merugi terus ya, ya sudah jadi keputusannya gitu, mungkin nanti kl direksi dan manajemennya baru bakal diaktifin lagi...

    ReplyDelete
  2. hiks hiks..parahyangan udah gakada.

    ReplyDelete